A Cup of Vanilla Latte For Life

"Life is never flat. Life always need inspiration for the future..."



Ku rasakan dingin yang menyerang tubuhku sampai menusuk ke tulangku malam ini. Senja tadi hujan turun dan rintiknya pun kadang pergi dan datang kembali. Seperti biasa aku hanya diam di kamarku sambil menulis dan di temani secangkir Vanilla Latte. Tidak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan mengisi waktu luang dengan seperti ini. Menulis semua hal yang aku inginkan, ditambah secangkir Vanilla Latte yang mampu membuat kenyamanan dan ketenangan. I like coffe! Cappucino si centil, Mocca si kreatif dan Ekspresso si filosofi kehidupan, itulah jenis kopi favoritku. Aku suka semuanya, hanya saja Vanilla Latte is number one. Vanilla Latte is better one. Tidak ada rasa dominan di dalam Vanilla Latte, karena ada campuran banyak bahan. Minuman yang sangat seimbang dari komposisi hingga cita rasa.

Menikmati sedikit keindahan hidup, aku menyesap Vanilla Latte yang sudah tersaji di hadapanku. Ku angkat secangkir Vanilla Latte ku, lalu ku sesap perlahan. Seketika kehangatan menjalar ke seluruh tubuh. Aku selalu mencintai momen-momen seperti itu. Di mana, aku sendiri terdiam dalam keheningan melepas kepenatan selepas lelah akan kegiatan sekolah dan lain-lain, menunggu anugrah datang membuka mata inspirasiku untuk menulis dengan secangkir Vanilla Latte hangat. Menyesap Vanilla Latte ini membuatku rileks, merasakan ketenangan dan kenyamanan. Kepulan asap yang mengawang-awang di atas cangkir, menghirup aroma pahit kopi yang berbaur dengan aroma gula dan lemak susu dan menyerbak aroma Vanilla yang memberikan sedikit terapi dan sensasi menenangkan. Oh..Vanilla. Vanilla latte memberikan kelembutan dan kenyamanan. Kalau Latte adalah kopi, kopi sudah pasti pahit. Dan yang membuat aku suka Vanilla adalah selalu setia pada rasa dan aromanya sendiri yang istimewa. Vanilla tidak pernah mencuri aroma menawan yang bukan miliknya, Vanilla menjadi bermakna dengan menjadi dirinya sendiri. Vanilla selalu istimewa. Vanilla tidak perlu menyesuaikan diri. Dunia dan aneka hidanganlah yang menyesuaikan diri untuknya. Vanilla menjadi contoh sifat kerendahan hati. Penampilannya tidak mentereng tapi setelah diolah memberi dampak yang luar biasa. Dia menyembunyikan kehebatannya dibalik penampilannya yang sederhana. Ketika aromanya menyeruak, Vanilla selalu mampu menyihir dan mempengaruhi indera manusia. Vanilla adalah perayu untuk orang yang memanjakan cita rasa.

Namun sekelebat bayangan membentang dipikiranku. Bayangan tentangmu justru menghantui otakku, orang yang selalu mewarnai hidupku, membuatku mengerti apa arti hidup ini. Hmm...menuliskan tentang filosofi Vanilla justru membuatku teringat pada kak Anisa Rahma Adi dan kak Adinda Purnama Adi. Kamu adalah Vanilla kak. Aku suka Vanilla, dan Vanilla selalu mengingatkan aku tentang kalian (kak Anisa dan kak Dinda). Both of you are my inspiration, my world, and my life. Eittss, kamu juga 'Pangeran Hujan'. Seketika aku pun teringat akan filosofi Vanilla kembali. Vanilla memiliki ciri dan keteguhan hati. Aroma dan cita rasanya tetap bertahan dalam segala bentuk pengolahan. Dengan aromanya, Vanilla bisa berperan dalam banyak sisi kehidupan. Vanilla memberi manfaat bagi sudut-sudut sepi yang membutuhkan kehadirannya. Aroma Vanilla mengabarkan kehadirannya di mana pun ia berada. Aromanya tidak ternoda meskipun banyak wewangian yang ingin menggoyahkan keistimewaannya. Vanilla mampu menghadiahkan kebahagiaan dengan cara yang sederhana, menjadi dirinya sendiri. Vanilla menjadi pemanis saat pahit terasa pekat. Vanilla mewarnai rasa sehingga membuatku tahu ternyata ada kepahitan yang manis atau kemanisan yang pahit. Vanilla memberi efek menenagkan sekaligus mengurangi rasa sakit. Begitulah cinta seharusnya ... Mencintai dan menyayangimu dengan cara membiarkan aromanya sebagaimana mestinya dan saling mengisi kekurangan yang ada. Keindahannya tetap akan terpancar terpancar saat tidak harus menggunakan topeng.

Comments

Popular posts from this blog

Saras 008 Pembela Kebajikan

Kontes Blog #PESAWATKERTASTERAKHIR : Teruntuk Kita yang Pernah Sedekat Nadi Sebelum Sejauh Matahari

RUGRATS : a 90's Cartoon