Posts

Showing posts with the label thoughts

Are You Okay?

Image
"Al, are you okay?" Mungkin, pertanyaan itu hanyalah pertanyaan singkat. Tidak sampai lima kata tapi efeknya luar biasa. Pertanyaan yang pada akhirnya, sering kali, dijawab dengan kebohongan sederhana. "Yes, I am okay." Apakah benar memang baik-baik saja? Tidak. "Cause everyone and conditions around want me to say like that." Tidak dapat dipungkiri, terkadang, kita tidak sadar telah menanyakan hal yang, seharusnya tidak perlu ditanyakan. Pertanyaan retoris yang terus saja terlontar. Menanyakan keadaan pada orang yang jelas-jelas tidak baik-baik saja. Kita tahu dia terluka. Kita tahu dia bersedih. Tapi pertanyaan, "apakah kamu baik-baik saja" akan terus dilontarkan. Ironi? Jelas. Semakin ke sini, aku sangat memahami, banyak sekali orang-orang yang berpura-pura bahwa ia baik-baik saja. Orang-orang yang terus tersenyum dan tertawa meskipun banyak sekali beban yang ia tanggung. Entah itu adalah beban secara fisik maupun psikis. Aku sangat

Memori Tentang Bapak

Image
  Keadaan mungkin sedang berubah, tapi ada beberapa hal yang ngga akan pernah bisa berubah. Kenangan. Ya sebuah memori yang akan selalu bisa dikenang sepanjang masa tidak akan pernah berubah. Kenangan tetaplah kenangan yang bisa diingat sampai kapan pun dan ngga mungkin terlupakan apalagi jika kenangan itu pernah membuat kita merasa begitu bahagia. Hari ini seperti biasa dengan tanpa adanya kegiatan, sedang menjadi pengangguran, hampir selama 24 jam gue hanya menatap layar ponsel. Mengirim pesan kepada teman lama; terutama Yana, menggulir foto-foto lama sampai pada akhirnya aku bertemu pada sebuah foto dimana terdapat potretku bersama Bapak. Kala itu gue berusia 1 tahun 2 bulan, gue sedang digendong oleh Bapak. Di foto tersebut Bapak terlihat bahagia. Detik pertama ketika kembali melihat foto tersebut membuat gue teringat akan beberapa kenangan yang gue dan Bapak miliki. Ya, dahulu gue begitu dekat dengan Bapak. Sebab itu, memori-memori tentang kebersamaan kami selalu gue kenang. B

Hal-hal Kecil yang Membuat Bahagia

Image
  Selama ini kita sering banget nih berpikir kalau kita ingin bahagia kita harus mencapai hal-hal besar dulu dalam hidup. Ya, ngga munafik gue pun memiliki pendapat yang seperti itu. Misal, masuk universitas bergengsi kayak dulu sih gue ingin menjadi mahasiswa ITB, punya pekerjaan bagus dengan gaji tinggi, bisa jalan-jalan ke luar negeri sebulan sekali, bisa membeli barang-barang mewah, punya rumah yang megah dan beberapa keinginan besar lainnya. Hal-hal besar yang terlihat itu butuh banyak sekali waktu dan pengorbanan untuk mencapainya. Seakan-akan kalau mau bahagia, kita harus siap menderita terlebih dahulu sebelumnya. Ngga ada yang salah sih mikir kayak gitu. Tapi kok ya sedih banget rasanya. Mau bahagia aja susah. Dan seringnya, gara-gara sibuk mengejar hal-hal besar yang dianggap bisa bikin bahagia, jadi lupa kalau ada hal-hal kecil yang sebenarnya juga bisa membuat bahagia. Well, gue masih struggle dengan pemikiran ini sih. Karena jujur hal-hal bahagia menurut gue masih yang

What My Personality is

Image
  “Dulu awal gue ketemu lu tuh gue ngeliat kok kayaknya ini orang bakalan ngga asik deh. Dingin banget, cuek dan keliatan ngga ramah. Eh sekalinya kenal ternyata baik, asik, kocak dan ramah banget orangnya.” “Dulu gue kira lu pendiem. Pas udah kenal, ya Allah salah banget udah menduga pendiem. Gacor banget, goks!” “Alfi orangnya asik, peduli sama gue, baik, kreatif, rela berkorban.” “Hah, lu pendiem? Dari mana? Kenapa banyak yang bilang lu pendiem sementara gue ngga merasa begitu? Gacor begini dibilang pendiem.” “Yeee gue bisa pendiam, bisa banyak omong. Tergantung orang yang gue hadapi, tergantung orang tersebut personalitynya gimana. Gue sih kemana aja hayo.” Kira-kira begitulah pendapat beberapa orang tentang gue. Dari mulai first impression gimana sampai begitu sudah kenal bagaimana. Banyaknya sih amazed gitu karena di luar dugaan mereka. As always gue selalu capek ngejelasinnya gimana. Gue kira hal yang paling penting atau jelas tentang gue adalah gue sedikit introvert

Harapan dan Sandaran

Pernahkah kamu merasa kehilangan dirimu sendiri? Tidak hilang secara fisik, tetapi rasanya kamu seperti sedang berhadapan dengan orang yang sama sekali asing, tidak seperti dirimu yang kamu kenal selama ini. Kalau pernah, bagaimana perasaanmu saat itu? Apa yang membuatnya bisa terjadi? Ah, tidak usah naif, hal ini biasa terjadi padaku saat sedang berada di titik paling rendah dalam hidup sehingga emosi jadi sulit terkendali. Kemarin malam, air mataku tumpah ruah kembali. Sudah aku katakan berkali-kali, “hatiku tanggung jawabku, kebahagianku itu pilihanku. Hati dan bahagiamu pula, milikmu. Jadi jangan pikirkan hal yang membuat hari menjadi pengap dan hati menjadi sesak.” Serasa berada di titik rendah itu lagi, memang akhir-akhir ini aku tidak bisa mengendalikan emosi dengan baik. Padahal aku cukup kompeten dalam menghadapi emosi yang kadang naik turun sampai amburadul. Mungkin juga faktor yang seharusnya sudah jadwalnya tetapi sampai saat ini belum dapat juga, menambah beban pikiran

The Two of Us : Serba Salah

Untukmu yang selalu membuatku resah. Entah harus bagaimana lagi saya bersikap terhadapmu? Kamu sulit kudekati, sulit kuraih, sulit kululuhkan. Saya menyerah. 15 Februari 2020

Apa Kabar?

Image
Apa kabar? Apakah kamu baik-baik saja? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu sangat biasa. Namun kurang lebih sudah 25% hari dari 365 hari yang ada, kamu yang kukenal dulu sudah jauh berbeda. Kamu bersembunyi dari ‘dirimu’ yang dahulu. Tidak, katamu kamu tidak berbeda hanya dirimu yang asli sedang kamu tunjukkan kepadaku. Apa dunia masih sejahat itu bagimu? Apa aku setega itu kepadamu? Apa kamu masih besikeras mendorong jauh orang yang amat sangat peduli padamu? Apa kamu tetap berpikiran aku masih berpura-pura kepadamu? Atau kamu memang benar-benar sudah tidak mau ada keterikatan dengan orang lain? Seperti katamu, semua orang bisa berkhianat. Karena menurutmu, sendiri lebih aman; untuk hatimu dan hati orang lain. Aku masih ingat hari terakhir dimana kita pergi berdua dengan segala carut marut hati dan pikiran masing-masing. Aku menemanimu dan kamu rela mengantarkan aku ke jejak masa lalu masa kecilku. Di hari itu aku mulai mengenal banyak tentang dirimu, meski masih banyak pertanyaan yang

Resolusi

Tiba-tiba aja gue kepengen ngebahas soal resolusi. Eh, wait! Sebelumnya, selamat tahun baru untuk semuanya. Mari kita hadapi tahun baru 2020 dengan baik, tentunya dengan berbuat baik sebaik kemampuan yang dimiliki. Sebenarnya resolusi itu benar ada atau ngga sih? Karena selama ini yang gue baca dan gue tau dari medsos, ya kebanyakan ada pemahaman yang keliru soal resolusi dengan target. Pasti tau lha ya setiap awal tahun baru banyak dari kita yang menuliskan beberapa resolusi tahunannya. Well, menurut gue resolusi itu berasal dari dua kata; re dan solusi. Re itu artinya pengulangan, sementara solusi itu artinya pemecahan masalah. Jadi, resolusi adalah pengulangan dari suatu pemecahan masalahnya. Masalahnya itu apa? Pokok pemasalahannya ambil secara garis besar yaitu menjadi lebih baik. Ngga munafik dong, setiap pribadi dari kita pasti menginginkan untuk menjadi lebih baik. Baik itu secara personal atau kerpribadiannya, apa yang dia kejar, dan lain sebagainya. Resolusi ngga selalu soal