Merenung, Mencoba Menjabarkan Isi Kepala

Mau nulis apa ya?

Hmm...banyak! Tapi saking banyaknya gue rasa “motor” gue mau meledak.

Kadang ada banyak pikiran yang ada di kepaka fue, tapi gak tau gimana cara menuliskannya, hm...saking banyaknya mungkin. Somethin happened and I have been thinking heavily ever since. Coba tarik napas dalam dan gue uraikan satu persatu apa yang berkeliaran di kepala gue saat ini, I mean beberapa waktu ini. Gue coba biarin jari gue bergerak sendiri kemanapun dia suka, menyampaikan apa yang ada di kepala.

Okay, untuk entah kesekian kalinya gue menulis tentang kehidupan pribadi gue. Bukan karena cerita itu sangat penting dan besar, tapi justru karena keremehannya yang luar biasa. Well, gue kutip kata-kata itu dari blog nya Dee Lestari.

Here goes :

1. Honestly, gue malu untuk menceritakan kehidupan pribadi di blog. Ya, perasaan itu muncul setelah berapa lama gue gak nulis di blog. Ada perasaan gak enak sama orang yang mungkin pernah gue ceritain di blog, althought memang namanya dirahasiakan dan gue gak begitu memaparkan secara rinci. Tapi tetap saja, bagaimana kalau orang itu baca dan tersinggung bahkan marah sama gue? Harusnya sebagai orang yang telah berbuat, gue harus bisa mempertanggungjawabkan dan menerima konsekuensinya. Di posisi yang kayak gini, gue merasa seperti tersangka yang telah berbuat dosa besar. Memang sih ini blog gue, gue bebas mau nulis apa aja. Tapi...gue malu dan gak enak hati. Well, buat readers blog gue (; temen-temen gue) yang merasa tersinggung atau gak suka sama tulisan gue, you have to complain it to me. And, ya gue siap diadili. Eh..emang gue tersangka apaan yakk?

2. Gue gak pernah mengerti sama diri gue sendiri –kenapa terkadang sebuah hal yang (kayaknya) kecil bisa besar buat gue. Bisa membuat gue merasa kecewa, dan gue gak pernah mengerti kenapa kekecewaan ini bisa seperti kanker yang menyebar dan menggerogoti perasaan gue sendiri...lama-lama ngebunuh dari dalam...dan mati. Gue gak tau bagaimana cara mensiasati ini. Gue gak pernah bisa membuat, the past yah the past...gue gak bisa kalau menurut gue memang masih ada yang harus diselesaikan. Gue kecewa, gue menyesal, gue pingin marah. Apa there’s absolutely nothing we can do it about it?

3. Anyway, saat ini gue mulai sadar bahwa ; kenapa gue harus malu telah menulis kehidupan pribadi gue di blog? Lucu. Sumpah lucu! Memang bukan lawakan yang harus ditertawakan sih...tapi lucu (lebih ke awkward moments maybe). Ya, gue merasa geli aja ketika membaca ulang semua tulisan yang pernah gue posting. Meskipun tetap merasa malu, tapi gue sempat berpikir tulisan-tulisan kehidupan pribadi yang kayak gini yang membuat gue paham akan proses menjadi dewasa. Gue bisa berkaca dari setiap tulisan gue, yang zaman SMP alay nya na’udzubillah, SMA mulai kecinta-cintaan, dan lain-lain. Yang paling berarti sih ketika gue menulis tentang masalah pribadi gue yang awalnya memang sangat privasi buat gue, sampai akhirnya gue publikasikan. Karena tulisan itu gue jadi sadar ; kenapa gue harus gini? Apa yang gue mau? Apa yang harus gue lakukan? Ini baik atau enggak ya?. Intinya gue bersyukur dan mengerti apa yang harus dan yang tidak boleh gue perbuat. Dari kebiasaan gue menulis masalah-masalah pribadi, gue bisa menganalisanya dan menjabarkannya, hingga bisa ditemukanlah akar permasalah dan bagaimana penyelesainnya.

4. Gue selalu percaya bahwa setiap masalah pasti bisa diselesaikan. Terlepas bagaimana cara menyikapi masalah tersebut. Sumpah kepala gue terasa beraaaatttttt banget. Soalnya gue lagi menjalankan misi yang sampai sekarang belum bisa gue selesaikan. To be honest, gue kembali gak enak kalau harus gue ceritakan disini. Tapi harus bagaimana lagi sementara gue gak punya tempat yang bisa dijadikan wadah atas semua masalah selain blog? Ini menyangkut tentang gue dan sahabat gue. Well, biasanya gue menyebut mereka “mantan sahabat”. Gue sadar gak ada yang namanya mantan sahabat, yang ada mantannya pacar sahabat atau mantan pacarnya sahabat? Intinya gak ada yang namanya bekas sahabat. Bagaimana pun sahabat ya tetap sahabat. Gue memegang prinsip gak ada orang yang baik dan gak ada orang yang buruk (sifatnya, hatinya, dll), melainkan cuma orang yang belum bisa mengerti apa itu kehidupan, bagaimana cara menjalin hubungan antarmanusia, dan tidak mengerti tujuannya hidup di dunia ini untuk apa.  Gue mau selesaikan semua masalah antara gue dan sahabat gue itu, masalah yang telah membuat hubungan kita beberapa tahun belakangan ini berantakan banget. Misi gue adalah bagaimana caranya kita punya waktu untuk menyelesaikannya dengan baik. Gue serius. Sorry, gue gak mungkin ceritain semuanya disini.

5. Karena waktu pernah mengajarkan gue akan arti kehilangan, saat ini gue gak mau sia-siakan kesempatan. Mungkin hari ini, esok ataupun lusa gue bisa aja menghilang. Tinggalkan kehidupan, dan menetap dalam keabadian. Gue gak ingin memiliki lagi perasaan kehilangan itu, takkan sanggup gue menahan. Cukup sudah dulu gue menyia-nyiakan waktu, hingga waktupun murka dan memberikan gue pelajaran. Ya, gue pingin memperbaiki hubungan dengan teman dan sahabat-sahabat gue, pingin ciptain momen-momen indah. Gue pingin benar-benar memiliki sahabat yang nyata, selalu ada buat gue.

6. Gue pingin punya mesin waktu. Biar gue bisa pergi ke waktu manapun yang gue pinginin. Mungkin untuk menyelesaikan semua masalah gue di atas adalah dengan adanya mesin waktu. Doraemon...doraemon...please come to my life..gue butuh elo Doraemon. Mesin waktu mungkin bisa membuat gue kembali ke masa dimana semua masalah yang gue hadapi belum terjadi seperti ini, gue pingin perbaiki semua.

7. I’ll say : I’m so sorry for my big mistakes...there’s nothing I say to you, except SORRY.

8. I love my bestfriend ever ; semua orang-orang yang pernah hadir dalam hidup gue.

9. Bahkan saat ini gue hanya pingin menangis.

Duh...kepala gue semakin berat. Gue nulis apa sih?


Mohon maaf telah menyampah...

Comments

Popular posts from this blog

Saras 008 Pembela Kebajikan

Kontes Blog #PESAWATKERTASTERAKHIR : Teruntuk Kita yang Pernah Sedekat Nadi Sebelum Sejauh Matahari

RUGRATS : a 90's Cartoon