Posts

Showing posts from 2017

The Two of Us : Maaf

Selalu ada kesempatan kedua, meski tidak selamanya. Mungkin keberuntungan sedang menghampiri, membantu tuk perbaiki. Jarak yang meregang, hati yang meradang. Tidak mengerti akan maksud semua ini, namun hati menginginkanmu untuk tetap di sini. Kebekuan yang ada, tak sedikitkah hatimu merasakan apa yang kurasa? Kita menjelma kebisuan yang tak bisa diungkap, dalam belenggu yang mendekap. Mencoba mengerti dan memahami isi hati, namun lelah yang terasa dan ingin hentikan cerita. Aku bisa merasakan dinginnya hatimu, begitupun merasakan dirimu yang perlahan menjauh. Sesungguhnya hati terus mencari dan memerdulikanmu, namun ego mengkudetaku. Kusimpan semua tanya, resah, gelisah dan rindu terhadapmu, namun kamu tak jua mengerti. Sebab aku selalu diam dan kamu pun tak paham. Aku tahu kamu tidak menginginkanku diam seperti ini, aku pun tidak ingin memendam semua ini sendiri. Apa aku harus menjadi orang lain untuk bisa dekat denganmu? Apa aku harus berpura-pura menjadi orang lain agar membuat ka

My Closest Friends : Syarifah Hidayah

Hey, what's up! Awkey, kali ini gue bakal ngebahas beberapa teman terdekat gua. Dan orang pertama yang gua bahas adalah Saripeh. Nama lengkapnya adalah Syarifah Hidayah, punya nama kecil yaitu Ai, tapi gue lebih nyaman memanggilnya Sari atau Saripeh. Dia lahir di Klaten, 24 Januari 1998. Lebih muda 13 bulan dari gue, anyway . Tapi kalau sekolah kita seangkatan. Glad to meet her, I am happy to spend time with her even though we are two different personalities. But as I know, she is half of me. Kita kenal sejak sekitar tahun 2010, saat itu secara kebetulan gue pindah tempat ngaji ke tempat yang ternyata dia ngaji disitu. Awalnya gue nggak kenal dia tapi berhubung teman-teman se-SMP gue adalah teman dia, jadi gue kenal. Jelas waktu itu kita nggak dekat. And, gimana ceritanya waktu SMA kita bisa ketemu lagi dan satu kelas, kemudian menjadi teman se-meja 3 tahun berturut-turut. Yep, sekitar tahun 2012-2013 kita baru dekat hingga sekarang. Dan dari dulu sampe sekarang masih betah kema

The Two of Us : Dua Kutub

Ini kisah tentang aku dan kamu. Sekedar kata-kata, yang tak ku ketahui ujungnya. Serentetan uneg-unegku tentang kita. Aku, kamu. Dua pribadi yang entah mengapa dipertemukan, dipisahkan, lalu dipertemukan kembali. Kita tahu setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan untuk kemungkinan dipertemukan lagi. Mungkin ini sebuah takdir atau mungkin ada alasan lain di balik semua ini. Mungkin memang kita sengaja dipertemukan untuk kemudian dipersatukan. Mungkin kita diinginkan untuk menjadi dekat, akrab satu sama lain. Bukan untuk sekedar saling melempar senyum atau mengucap kata "hey!" apalagi saling menepuk pundak ketika bertemu, melainkan banyak hal lain yang bisa dilakukan. Bukan sekedar membahas hal-hal remeh yang dijadikan alibi untuk basa-basi, bukan hanya banyak bicara ketika di medsos, tetapi bisa lebih terbuka dan membicarakan hal lain di luar dugaan. Bukan untuk sibuk dengan dunia sendiri saat kita sedang bersama, tetapi bisa untuk membaginya satu sama lain. Aku yakin s

The Two of Us : Seringnya

Aku merasa seperti ada ikatan di antara kita. Matamu saat bertatapan, bahasa tubuhmu saat duduk bersamaku; seolah saling mengikat. Aku merasa seperti ada ikatan batin terhadapmu; mengetahui isi hatimu dan apa yang ada dipikiranmu. Aku seperti lebih mengenalmu jauh dari masa pertemuan yang terbilang baru dan singkat ini. Entah aku yang terlalu percaya diri, atau nyatanya memang begitu. Aku ingin lebih dekat denganmu. Namun mengapa waktu terasa amat lama. Berbeda dengan ketika aku mengenal lainnya yang bisa langsung akrab meski melalui proses yang panjang. Waktu seakan enggan berputar pada pertemuan kita. Aku dan kamu, masih saja seperti yang dulu. Tak bisa lebih akrab. Banyak kata yang tak mampu kusampaikan, seringnya tenggelam karena mungkin tak sepikiran. Seringnya kamu tidak mengerti maksudku, atau aku juga yang tidak mengerti kamu? Seringnya aku yang harus memulai lebih dulu padahal kamu tau aku merupakan pribadi yang tak banyak bicara dan sedikit tertutup dibandingkan denganmu. D

The Two of Us : Biarkan Aku yang Pergi

Entah kenapa, aku seperti bisa membaca hati, pikiran atau maksud seseorang. Tanpa orang tersebut bicara padaku, aku sudah bisa mengetahui maksud hatinya dan apa yang ada dipikirannya. Tidak semua orang yang bisa aku baca, memang. Tho, aku bukan seorang cenayang. Hanya orang yang aku kenal, baik dekat maupun tidak, tapi sering bertemu atau berbicara dari mulut ke mulut atau via medsos, setelah itu seperti tercipta semacam ikatan batin. Dan kali ini, terjadi pada kamu. Aku merasa kamu berubah. Entah karena memang sedang ada masalah atau justru aku yang membuat kamu bermasalah? Ya, aku merasa kehadiranku tidak kamu inginkan. Meskipun awalnya hubungan kita berjalan baik-baik saja. Tapi, tidak sejak hari itu. Aku menjadi diam terhadap kamu, begitupun sebaliknya. Aku jadi serba salah. Harus bagaimana aku bersikap terhadapmu lagi, setelah kejadian itu yang mungkin aku mengecewakanmu. Kamu memang bilang tidak masalah, tidak bilang marah ataupun kecewa. Tapi aku paham di lubuk hati yang terdal