Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H

Puji-pujian menggema di seluruh pelosok dunia, menyenandungkan takbir kepada Sang Pencipta, Sang Pemilik jagad raya beserta insinya, Allah SWT. Semarak beberapa tradisi budaya turun-temurun menghiasi menyambut hari kemenangan ini. Tabuhan bedug, musik meriah dari grup marawis, remang-remang lampu obor, warna-warnu kembang api, pawai keliling kampung, dilakukan oleh masyarakat yang merayakan hari kemenangan dengan ceria. Setelah satu bulan berpuasa, kini saatnya kita mencapai kemenangan, kembali ke fitri.

Malam ini aku berada di kampung halaman Papa yang berada di desa Kalapasan, kecamatan Cadasari, kabupaten Pandeglang, provinsi Banten dan tentunya di Indonesia. *lengkap banget yah? Udah kayak mau ngirim surat cinta. eh..oke, ini salah fokus. Kembali serius. Di lereng Gunung Karang ini aku dapat melihat lampu-lampu kota yang berada di kaki gunung dengan berhiasan semarak kembang api yang menjulang ke angkasa. Sungguh indah pemandangan ribuan cahaya ini. Angin gunung sehabis hujan membelai tubuhku dengan pelukan kabut tipis yang turun dari puncak gunung akibat uap air hujan. Dan aku memangku dagu duduk di beranda rumah sambil menatap ribuan kilau cahaya lampu di kaki gunung. Merenung. Aku ingat akan kesalahanku selama ini. Baik terhadap orangtua, keluarga dan teman-temanku. Aku tahu saat itu aku khilaf, tidak sengaja. Namun tetap saja, apa yang aku lakukan jika itu menyakati hati orang lain berarti aku sudah bersalah. Air mataku berhasil terjun bebas dari pelupuk mataku ketika ingat akan kesalahan dan dosa-dosaku.

Aku hanya manusia biasa yang berlumuran dosa. Hatiku tidak seputih salju, tidak selembut kapas. Terkadang tercipta dosa dalam tawa, terbesit luka dalam canda, terlintas ke angkuhan dalam senyuman. Jika ada sikap yang melukai jiwa jika ada lisan yang tak berkenan di hati. Mungkin kata-kata yang terucap dari mulutku pernah menyakiti hatimu. Mungkin tanganku pernah melukai dirimu. Mungkin diriku, sifatku, tingkahku, sikapku tidak berkenan di hatimu. Aku tidak sempurna. Saat aku pernah bersalah padamu, saat aku pernah khilaf padamu dan saat aku tak sengaja menyakiti hatimu, mungkin aku belum sempat meminta maaf padamu. Untuk apa aku menunggu hari esok jika saat ini aku masih bisa mengucapkan kata maaf. Entah itu hanya sekedar melalui sebuah tulisan. Andaipun tangan ini tak kuasa berjabat, setidaknya masih ada kata yang terucap. Di hari lebaran ini ku persembahkan maafku padamu, maaf dari hati yang paling dalam... Semoga persahabatan dan persaudaraan akan tetap abadi ... izinkan ke dua tangan bersimpuh maaf lahir dan batin untuk lisan yang tak terjaga, janji yang terabaikan, hati yg berprasangka dan sikap yang pernah menyakitkan ... Mohon maaf lahir dan batin :)

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 HIJRIYAH ^^

Comments

Popular posts from this blog

Saras 008 Pembela Kebajikan

Kontes Blog #PESAWATKERTASTERAKHIR : Teruntuk Kita yang Pernah Sedekat Nadi Sebelum Sejauh Matahari

RUGRATS : a 90's Cartoon