Posts

Showing posts from 2018

Ngomongin Tentang Masalah Kehidupan : Goodbye August!

To the people arround me, sorry if I can't be a good person for you all. Malam minggu, galau. Bukan karena ngga ada yang ngapelin atau ngajak ngedate, bukan karena ngga punya pacar juga, bukan I swear it's not about it . Ada hal yang mengharuskan gue menuliskannya disini. Better write than speak . Agustus kemarin adalah bulan yang berat buat gue. Dimana gue merasa banyak banget masalah yang datang. Mungkin banyak orang yang ngga tau kalau gue punya banyak masalah, habis gue terlalu cuek juga orangnya. Walaupun tiap di kamar kadang suka mewek melow ngga jelas. Ya buat beberapa teman dekat gue tau pasti gue sedang ada masalah sebab gue curhatin hampir tiap malam. Allright, gue coba jabarin satu-satu disini walaupun memang tidak bisa secara transparan gue share hal ini. Dimulai dari mana ya? Soal kerjaan aja deh. Gue debat sama atasan, gara-gara kerja gue yang ngga baik. Ya, gue akui gue melakukan kesalahan. Cuma sikap atasan gue ini yang bikin gue naik darah. Tapi ya sudah l

About Me ! (Update)

Assalamu'alaikum... Selamat morning, selamat afternoon dan selamat night. Duh, apaan sih Al? 🤔 Haha. Awkey, selamat malam readers yang budiman. Malam ini gue baru selesai 'nguber' tugas kuliah nih. Well, sebenarnya belum benar-benar selesai sih. Dan tiba-tiba kepingin menulis sesuatu, kayaknya update tentang diri gue. Sebelumnya gue pernah cerita kalau gue lulus SMA tahun 2015 silam, sempat menganggur, tidak lama setelah itu kerja jadi kasir di salah satu toko retail dan kemudian 2 bulan setelahnya gue resign. Untuk hal itu kayaknya pernah gue tulis juga deh jadi ngga akan gue bahas. Langsung saja pada pokok pembicaraan. Ketika gue memutuskan untuk resign dari pekerjaan gue yang pada saat itu sebagai kasir, entah mengapa gue yakin banget sama keputusan gue itu. Memang sebelumnya gue udah riyadhoh tahajjud selama kurang lebih 1 bulan, waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, berasa do'a gue diijabahnya cepat banget. Gue yang kebetulan nge kost jauh dari orangtua,

Sorry

Sometimes I hate these open-letter articles. I have to write it this way, though, because you don’t talk to me anymore. What used to be daily calls and texts turned into nothing. It hurts me more than I care to admit, but I’ll admit it now, in front of everyone. And also this is not first time I've write something like this. I don’t mind slipping into the spotlight. The truth is I'm sick of remembering all of our memories. Everytime, everywhere, our memories are playing in my mind, your laugh, your voice and also your behaviour even though we are not as we used to be. I know you remember and feel it, too. Yesterday my Mom mentioned about you, I'm so reminded again about you and it made my heart drop into my feet. Even after all this time. So many people never understood our friendship, either. It always irritated me whenever people would joke about it. But it also made me kind of happy, too. Sometimes people aren’t supposed to understand everything. When people throw mi

Tentang Pacaran

Assalamu'alaikum Masih lanjutan dari postingan ini Meninjau Fenomena Pacaran Jika kita meninjau fenomena pacaran saat ini pasti ada perbuatan-perbuatan yang dilarang. Kita dapat melihat bahwa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-. Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?! Mungkinkah ada pacaran Islami? Sungguh, pacaran yang dilakukan saat ini bahkan yang dilabeli dengan ’pacaran Islami’ tidak mungkin bisa terhindar dari larangan-larangan di atas. Renungkanlah hal ini! Mustahil Ada Pacaran Islami Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksu

Pacaran Itu...(?)

Assalamu'alaikum Ciyeee Alfi, apaan dah nulis beginian? Haha 😂 Bukan apa-apa hanya saja ini begitu mengganjal di hati dan kepala gue. Sudah lama ingin dituliskan disini, cuma belum terlaksana karena kesibukan dan riset juga. Pacaran itu apa sih? Mengapa harus pacaran? Memang apakah esensi dari pacaran itu sendiri? Hal negatif kok masih dibudayakan. Awkey, itu pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di kepala gue. Konten ini mungkin agak sensitif bagi beberapa orang dan mungkin gue akan dimusuhin oleh teman gue sendiri. It's okay. Sampai saat ini gue masih belum paham tentang esensi pacaran itu sendiri. Dan ngga mengerti mengapa remaja ngebet banget kepengen punya pacar. Tapi gue akan mencoba memaparkan sedikit opini gue tentang pacaran disini. Menurut info yang gue dapatkan di Wikipedia, pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Timbul per

Tentangku : Aku Cuek

Ada pertanyaan yang sampai ke telingaku. Bukan hanya satu orang, bahkan hampir semua orang yang ku kenal. Mereka bilang aku cuek dan mempertanyakan mengapa aku bisa begitu? Ya, sesungguhnya aku tidak se-cuek kelihatannya. Sesungguhnya itu hanya kamuflase atau alibi yang sengaja aku buat untuk menutupi kelemahanku. Aku begitu karena aku tidak ingin terlihat bahwa aku ini orangnya amat sangat care terhadap orang lain bahkan melebihi care nya terhadap diriku sendiri. Aku perasa banget orangnya, gampang tersentuh, bisa dibilang cengeng, selalu menghindar dari sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat privacy . Namun aku tidak ingin terlihat lemah. Makanya aku bersikap cuek.

Salah Paham

Well , beberapa waktu ini gue mengalami hal-hal yang janggal di hati gue. Gue mencium bau-bau kesalahpahaman. And, tulisan ini gue tujukan buat lo, orang yang merasa dirinya gue ceritakan disini. I don't know gue merasa lo akan membaca ini. Sometimes I hate these open-letter articles. I have to write it this way, though, because you don’t talk to me anymore. Eh, I mean, you don't reply my chat again. Agaknya lo suka membaca tapi lo ngga suka menulis. It's o kay, gue paham dan gue mengerti, lebih tepatnya mencoba. Ya, mungkin lo merasa aneh melihat gue membahas apa yang terjadi pada kita disini. Mungkin lo juga bertanya kenapa. Ini artinya hal tersebut mengganjal di hati dan pikiran gue. Karena gue tipikal orang yang netral, ngga suka berpihak, ngga suka cari musuh. Gue ingin lo tau apa yang ada di kepala gue, point of view nya gue. Gue pernah mengalami hal yang seperti ini sebelumnya, kesalahpahaman dan bodohnya gue tidak memperbaiki semua itu. Gue tau waktu itu gue ego

Renungan : 16/02/2018

Lelah itu bukan kapasitasku. Berdo'a pun bukan penghujung dari setiap pengrobananku. Jika pun kelak Allah tidak mengabulkan do'a dan impian itu, yakini saja, bukan do'amu yang tidak terkabulkan hanya saja dia yang belum tepat untukmu. Jika pun harus meminta, pastilah impian dan do'a itu menjadi harapan di setiap penantian itu.

Tentangku : Aku Pendiam

Tak banyak bicara, kata mereka tentangku. Ya, mereka punya persepsi dan aku memaklumi. Aku memang pendiam, entah mengapa bisa begitu. Mungkin saja karena turunan dari ayahku. Aku pendiam bisa jadi karena merasa belum nyaman. Belum nyaman dengan lingkungan, suasana atau orang-orangnya. Aku pendiam, bisa jadi karena terlalu berhati-hati. Berhati pada hal-hal baru, terutama pada orang-orang di sekelilingku. Aku pendiam, bisa jadi karena aku terlalu nyaman untuk memerhatikan dan mendengarkan segala yang ada di sekelilingku. Tapi aku tidak se-pendiam yang mereka pikirkan. Mereka yang belum mengerti sifatku. Tak banyak yang bisa aku jelaskan disini, karena kata-kata tak mampu menjelaskan semuanya.

The Two of Us : Sayangnya

Aku menyanyangimu. Tapi aku bukan tipikal orang yang suka memanggil 'sayang'. Terlebih, tak ada ikatan di antara kita. Aku memang tidak bisa menyelami pikiranmu lebih jauh lagi. Aku tidak mengerti maksudmu. Kalau memang kamu merasa nyaman nyaman denganku, kamu bisa bicara padaku atau paling tidak tunjukkan. Bukan seperti ini caranya, aku open minded saja orangnya. Mau kamu seperti apa, punya sifat apa, kebiasaannya apa, aku coba mengerti dan pahami. Walaupun aku terlihat kaku dan amat sangat dingin. That's just first impression ketemu gue.

Pikirku

Ada yang ingin menghilang dan menjauh. Dari ribuan bahasa, yang tidak satu koma pun dipahami. Dari banyaknya ilusi, tentangnya. Esensinya yang telah menjadi untaian, mengikat, menyesakkan, tanpa sepengetahuan. Orang itu adalah aku. Yang ingin menyerah karenamu. Yang ingin menjauh tanpa penjelasan. Yang kemudian menghilang membawa banyak pertanyaan. Bukan! Bukan karena inginku. Diammu yang membuatku begini. Saat bersamaku, kau tak seperti biasanya. Kupikir esensiku tak kau inginkan. Kupikir kita tak sejalan. Dan tentangku, Yakini apa yang kau rasa dan pikirkan, adalah benar adanya. Ada simpati yang tersimpan, dalam diriku yang pendiam. Meski tak terlihatkan, hanya saja kupendam. Karena aku, tak ingin terlihat. Sebelum aku tahu, isi hatimu yang tersirat. Aku tahu, sulit untuk bisa mengerti kamu. Begitupun sebaliknya. Bisakah kau beri, Aku jarak, sejenak? Biarkan aku tenggelam, dalam lorong-lorong gelap yang ku anggap sahabat. Pada malam kuberharap, sud