Marmut Merah Jambu

Seperti telah berjalan jauh, namun masih pada tempat yang sama ~

Aku jadi teringat oleh novel karya Raditya Dhika,  Marmut Merah Jambu. Mungkin keadaanku sekarang ini seperti apa yang dikatakan oleh bang Dhika. Marmut. Seperti marmut yang berlari di putaran roda. Sudah berlari kencang, namun masih pada tempat yang sama.

Dear no one,
Aku tak mungkin menyebutkan namanya. Tapi yang jelas ini untuk seseorang. Untukmu, entah siapa~

Jatuh cinta diam-diam. Sebut saja begitu. Aku merasa getaran aneh saat bersamamu. Aku selalu tergugu di hadapanmu. Tak pernah mampu menatap matamu. Padahal ku tahu, kamu memiliki mata yang indah. Berawal dari pertemuann kita selepas matahari mengeluarkan seringainya di ufuk timur menuju ke utara. Membakar kulitku, sedikit menghalangi pandanganku. Namun hanya satu yang dapat ku lihat dengan jelas. Mata coklat. Matamu yang kulihat berwarna coklat diterpa sinar matahari. Indah. Seketika aku terpana. Padahal, dulu aku sangat membencimu Sombong, tukasku kala kita bertemu. Dalam hati. Jelas hanya dari dalam hati. Aku tak mampu bicara di hadapanmu. Malu. Itulah aku.

Kini kita dekat, namun hanya teman biasa. Dan aku masih merasakan getaran itu. Kadang bibirku menarik membentuk lengkungan kala mata kita tak sengaja bertemu. Bukan inginku begitu. Tapi bibir itu melakukannya sendiri. Betapa seringnya aku mencoba untuk ungkapkan rasa aneh ini. Namun aku tak mampu menyatakannya dengan lisanku. Aku hanya bisa melakukannya dengan tersurat. Atau hanya mengatakan rasa itu melalui binar di mataku dan....senyumku itu.

Tapi, kini ada seseorang yang menempati hatimu. Ku tahu. Namun ku biarkan gelombang cemburu di hati. Walau perih. Ternyata...jatuh cinta diam-diam itu menyakitkan. How much I try to say I like you. You know, I said that it's mean I really do love you. But, aku nyaman dengan perasaan dan rahasia ini.

" Pada akhirnya, orang yang jatuh
cinta diam-diam hanya bisa
mendoakan. Mereka cuma bisa
mendoakan, setelah capek
berharap, pengharapan yang ada
dari dulu, yang tumbuh dari mulai
kecil sekali, hingga makin lama
makin besar, lalu semakin lama
semakin jauh.
Orang yang jatuh cinta diam-diam
pada akhirnya menerima. Orang
yang jatuh cinta diam-diam paham
bahwa kenyataan terkadang
berbeda dengan apa yang kita
inginkan. Terkadang yang kita
inginkan bisa jadi yang tidak kita
sesungguhnya butuhkan. Dan
sebenarnya, yang kita butuhkan
hanyalah merelakan.
Orang yang jatuh cinta diam-diam
hanya bisa, seperti yang mereka
selalu lakukan, jatuh cinta
sendirian.
Raditya Dika , Marmut Merah Jambu"

"Meski hanya bisa mengintaimu dari kejauhan,
sungguh menakjubkan...
Apa jadinya bila sehari saja, ku tak bisa melihatmu..
melihatmu..." — Everlong, Kecanduan

Malu. Pipiku pasti memerah jika semua tau, siapa seseorang yang kumaksud. Dan mungkin...aku akan berhenti menulis tentang cinta jika kamu tahu akan perasaan ini.

Comments

Popular posts from this blog

Saras 008 Pembela Kebajikan

Kontes Blog #PESAWATKERTASTERAKHIR : Teruntuk Kita yang Pernah Sedekat Nadi Sebelum Sejauh Matahari

RUGRATS : a 90's Cartoon