Aku telah ingkari

Tidakkah kamu sadari, hidupku hampa. Tapi itu dahulu. Sebelum kamu mulai hadir menghiasi setiap hariku. Bodohnya aku selalu menyalahkan hidup. Dulu. Sebelum kamu ingatkan aku dengan sikap baik kamu. Aku sering kali murung. Sangat dulu sekali. Ketika kamu belum menyiramkan hatiku dengan jiwa ketegaran sentuhan senyum, semangat dan ceriamu. Ya. Aku berubah karena kamu. Tuhan, telah mengirim kamu untuk aku. Demi kebaikan. Kamu memang bukan malaikat, tapi kamu adalah anugrah hidupku. Aku tidak pernah menyamai kamu dengan malaikat. Karena aku muslim. Dalam Islam diajarkan tidak ada yang bisa menyamai manusia dengan malaikat. Bahkan menyepertikannya atau membagaikannya saja tidak boleh. Aku berpegang teguh pada Aqidah Islam, imanku. Dan aku tahu, kamu pun setuju.

Hubunganku dengan kamu, hanyalah sebatas penggemar dengan idolanya. Tak lebih. Meski aku menganggapmu sebagai kakakku tak lain karena usiamu lebih tua 6 tahun dari aku dan kebetulan aku pun tidak memiliki kakak. Terkadang rasa sayangku kepadamu terlalu berlebihan. Aku menyayangimu tanpa alasan. Setiap aku memandang wajahmu dalam foto, atau menjadi stalkermu di facebook maupun twitter, aku selalu membingkai diriku. Memagar hatiku, memupuknya dengan sayang dan keyakinan. Aku membatin, "Aku akan menyayangimu sampai akhir hayatku. Sama seperti aku menyayangi orangtua dan keluargaku". Dan aku menyerapkan kata-kata dalam hatiku, "Aku memang tidak seperti mereka yang selalu bisa hadir dimanapun kamu berada. Namun menyayangi dan mengagumimu dalam hati, sudah lebih dari cukup bagiku". Aku pun pernah berjanji, "Aku memang mengagumimu, tapi dalam hatiku. Aku takkan berlebihan mengagumimu, tidak akan berelebihan mencoba untuk mendekatimu, tidak akan berlebihan menyapamu. Aku cukup memantaumu dari jauh, dalam diam". Tapi ternyata aku ingkar. Kini aku tidak bisa menahan hasratku. Satu tahun ini aku telah berbeda. Dua tahun mengenalmu, memang tidak mengurangi rasa sayangku meskipun kamu sudah tidak seperti yang dulu dalam arti fanservice kamu tidak sama lagi kayak yang dulu. Meskipun aku sempat kehilangan arah. Pernah menyerah dan mencoba untuk menjauhimu, tapi dalam hatiku selalu ku tancapkan "Aku akan tetap menyayangimu seribu tahun lagi, bahkan lebih..." Hingga kini, rasa sayang itu masih ada bahkan bertambah.

Kamu tahu? Meskipun begitu, aku telah ingkar pada diriku sendiri. Aku tidak bisa menahan ego dan emosiku. Seringkali aku iri melihat kamu membalas tweet ataupun wall post dari orang lain. Sebab itu aku berubah. Aku tidak bisa membedakan mana yang kesedihan dan mana yang kebahagiaan. Dan yang terparah, aku jadi egois. Aku jadi berlomba-lomba untuk mendapati simpatimu. Aku jadi sering bawel mention kamu ataupun nge-wall post ke kamu saat kamu sedang "on". Padahal dulu tidak. Aku tetap menyapamu entah itu dibalas atau tidak, aku tidak peduli. Tapi sekarang..ah. Ketika aku melihat teman-teman lain, pada hadir dimana tempat kamu perform, hatiku pun tergerak untuk ikut juga. Aku beranggapan "mengaku mengaguminya, masa' tidak pernah hadir ke tempat performnya". Ya, aku malah jadi suka nge-live.

Perlahan aku akan seperti dulu. Dengan penuh cahaya harapan, meski dalam diam kamu mampu mengajariku. Mengajari bagaimana seharusnya aku bertindak, bagaimana seharusnya aku bersabar dan tidak mengagumi berlebihan. Sebagai seorang penggemar yang notabene nobody, aku masih belajar semua itu. Aku masih belajar IDOLSERVICE. Jadi maaf kalau banyak kesalahan.

Aku harap kamu mengerti. Percayakah ini? Aku sedang memperhatikan facebook dan twittermu. Maaf lancang. Tapi aku tidak bermaksud. Semoga kamu tahu mengapa aku atau kami (fansmu) bertindak berlebihan. Ku harap suatu saat kamu mengerti dan memahaminya.

Akan aku perbaiki keyakinanku yang bolong. Meski pun sakit dan pedih yang harus aku rasakan. Tidak apa-apa, semua untuk kamu. Seorang fans tidak melulu harus ada untuk idolanya. Cukup support dengan do'a, bahkan itu adalah jalan yang terbaik.

Untukmu, mood boosterku. ~AR~ :)

Comments

Popular posts from this blog

Saras 008 Pembela Kebajikan

Kontes Blog #PESAWATKERTASTERAKHIR : Teruntuk Kita yang Pernah Sedekat Nadi Sebelum Sejauh Matahari

RUGRATS : a 90's Cartoon