Diary Seorang Penggemar #5

Tidakkah kamu merasa, hari ini lebih dingin dari kemarin. Aku merasakan sepi dan hampa. Tidakkah kamu rasakan itu, rasa yang sama denganku. Apa yang sedang kamu lakukan? Aku ingin tahu, aku ingin sedikit saja aku mengintip kegiatan sehari-hari saat kamu tidak lagi menyapaku. Walau sesungguhnya aku sangat ingin melalui hari ini bersamamu. Aku ingin sekali bertemu denganmu. Duduk berdua, dan berbagi cerita. Aku merasa telah lama mengenalmu. Dan saat kamu mulai jarang menyapaku, aku merasa sedih. Aku mengutuk diri sendiri karena tidak bisa melakukan apapun, selain memendam rindu. Memendam rindu yang tidak ku tahu apakah kamu merasakannya juga. Rindu yang hanya ku rasakan sendiri. Tanpa berbalas. Ah..

Semalam aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Terkadang aku tersenyum-sendiri saat mengingatmu. Entah mengapa pikiranku ini terus memaksaku untuk mengingatmu, namamu, tingkahmu, senyummu dan tentu merdunya suaramu. Dan hati ini, selalu menggugahku untuk berada di dekatmu. Aku sangat ingin berada di dekatmu. Bisakah?

Belakangan, aku mulai menyadari bahwa aku memiliki firasat untukmu. Entah benar atau tidak. Mungkin rasanya aneh. Siapa aku? Kamu bukan siapa-siapaku. Bahkan kita mengenal hanya sebatas seorang 'penggemar' dengan 'idolanya'. Tapi aku selalu yakin dengan firasatku ini. Kemarin, 2 Juli 2013 aku sakit. Maag ku kambuh. Namun bukan maag biasa. Temperatur suhu tubuhku naik, aku merasa mual dan perutku terasa melilit. Sekitar pukul 10 malam aku melihatmu di tv, kamu terlihat pucat. Dan semua orang pun bilang begitu. Banyak yang bilang kamu sedang sakit, entah sakit apa. Aku pun mulai merasa, mungkinkah aku memiliki firasat untukmu? Ini bukan untuk pertama kalinya. Sudah berulang kali. Saat kamu dan kawan-kawan lain ingin mengadakan konser yang bertajuk "Konser Brand New Day", sebelum hari 'H' kamu sakit. Dan percayakah kamu? Aku pun sakit. Bulan April 2012, kamu pun pernah demam, aku juga demam sejak saat aku menyaksikan conference pers "Ada Apa Dengan Cherrybelle?" 12 April 2012. Dan aku tahu kamu demam beberapa hari setelah itu, saat aku melihat twitter. Aku dan kamu memiliki sakit yang sama. Maag. Bukan itu saja masih ada lagi. Dan aku baru sadar ketika teman-temanku dan adik yang bilang. Agak 'bodoh' tapi ya itu memang kenyataannya seperti itu. Sulit dipercaya memang. Tapi, ya sudahlah. Lupakan.

Saat ini aku merasa sangat ingin bertemu denganmu, ingin mendekap hangat tubuhmu, menyentuh wajahmu yang selalu tersenyum meskipun dari titik kejauhan, meskipun hanya di foto. Aku selalu berdoa, semoga kamu baik-baik saja. Aku selalu memohon kepada-Nya, untuk terus menjagamu. Aku selalu meminta, agar kamu bahagia selalu. Dengan berdoa kepada-Nya aku selalu merasa tenang. Karena hanya melalu doa, aku dapat memelukmu, meski dari jauh. Aku selalu berdoa, agar bahagia selalu bersamamu, semoga kamu memang orang yang tepat untuk merubah sisi burukku. Meskipun aku tidak selalu berharap kamu mengetahui tentang perasaan ini. Aku masih belum ingin berubah pikiran, aku masih ingin memendam rasa ini lebih lama lagi. Rasa yang mungkin dianggap orang lain 'konyol'. Aku malu. Jika kamu tahu, mungkin aku tidak akan menulis untukmu lagi.

Percayakah kamu? Aku menulis ini, saat orang-orang berlomba-lomba mendekatkan diri kepada Sang Ilahi dengan sholat tarawih. Aku yang sedang kedatangan tamu justru menulis ini. Sebuah tulisan yang agak gila. Tapi inilah apa adanya. Walaupun begitu, aku selalu ingat nasihatmu. Nasihat yang juga sering terucap oleh Mama Papaku. Yaitu, untuk tidak lupa kepada Sang Ilahi, rajin ibadah, selalu berbuat kebaikan. Dengan hadirmu kini, melengkapi kekuatanku. aku juga akan tegar bersama senyum, semangat dan ceriamu. Biarkan tulisan ini mengalir apa adanya mengikuti irama hatiku dan alur pikiranku.

Untukmu, yang tidak pernah ku tahu apakah kamu juga merasakan apa yang aku rasakan.





Selalu tentangmu, aku menulis. Kamu inspirasi dan motivasiku.

Comments

Popular posts from this blog

Saras 008 Pembela Kebajikan

Kontes Blog #PESAWATKERTASTERAKHIR : Teruntuk Kita yang Pernah Sedekat Nadi Sebelum Sejauh Matahari

RUGRATS : a 90's Cartoon