Posts

Peluk

Image
Sudah lupa bagaimana rasanya dipeluk sama orang yang benar-benar peduli. Pengen banget rasanya dipeluk saat-saat lagi down, dan dibisikin "It's okay, you will be fine, and this will pass." Gue percaya, pelukan bisa menyelamatkan seseorang. Walau pada nyatanya, ngga semua orang akan selalu ada disisi dan ngga semua orang akan mengerti posisi kita, bagaimana persepsi kita, apa yang kita rasain. Hari ini disadarin lagi kalau yang mengerti kita ya cuma diri kita sendiri, tadinya masih denial kalau paling ngga ada lah ya satu orang yg ngerti, ternyata ngga. Tapi ada yang selalu mengingatkan, selalu bilang, "Kamu ngga sendiri." Mereka tak lain keluarga dan sahabat. Inner circle gue selama ini. Namun, sering kali gue meremehkan keberadaan mereka, terutama pas hidup kita lagi enak-enaknya. Dan ketika keadaan berbalik seratus delapan puluh derajat, barulah gue menyadari betapa tidak nyamannya merasa sendirian saat tengah menghadapi masalah. Betapa rapu

Harapan dan Sandaran

Pernahkah kamu merasa kehilangan dirimu sendiri? Tidak hilang secara fisik, tetapi rasanya kamu seperti sedang berhadapan dengan orang yang sama sekali asing, tidak seperti dirimu yang kamu kenal selama ini. Kalau pernah, bagaimana perasaanmu saat itu? Apa yang membuatnya bisa terjadi? Ah, tidak usah naif, hal ini biasa terjadi padaku saat sedang berada di titik paling rendah dalam hidup sehingga emosi jadi sulit terkendali. Kemarin malam, air mataku tumpah ruah kembali. Sudah aku katakan berkali-kali, “hatiku tanggung jawabku, kebahagianku itu pilihanku. Hati dan bahagiamu pula, milikmu. Jadi jangan pikirkan hal yang membuat hari menjadi pengap dan hati menjadi sesak.” Serasa berada di titik rendah itu lagi, memang akhir-akhir ini aku tidak bisa mengendalikan emosi dengan baik. Padahal aku cukup kompeten dalam menghadapi emosi yang kadang naik turun sampai amburadul. Mungkin juga faktor yang seharusnya sudah jadwalnya tetapi sampai saat ini belum dapat juga, menambah beban pikiran

The Two of Us : Serba Salah

Untukmu yang selalu membuatku resah. Entah harus bagaimana lagi saya bersikap terhadapmu? Kamu sulit kudekati, sulit kuraih, sulit kululuhkan. Saya menyerah. 15 Februari 2020

Apa Kabar?

Image
Apa kabar? Apakah kamu baik-baik saja? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu sangat biasa. Namun kurang lebih sudah 25% hari dari 365 hari yang ada, kamu yang kukenal dulu sudah jauh berbeda. Kamu bersembunyi dari ‘dirimu’ yang dahulu. Tidak, katamu kamu tidak berbeda hanya dirimu yang asli sedang kamu tunjukkan kepadaku. Apa dunia masih sejahat itu bagimu? Apa aku setega itu kepadamu? Apa kamu masih besikeras mendorong jauh orang yang amat sangat peduli padamu? Apa kamu tetap berpikiran aku masih berpura-pura kepadamu? Atau kamu memang benar-benar sudah tidak mau ada keterikatan dengan orang lain? Seperti katamu, semua orang bisa berkhianat. Karena menurutmu, sendiri lebih aman; untuk hatimu dan hati orang lain. Aku masih ingat hari terakhir dimana kita pergi berdua dengan segala carut marut hati dan pikiran masing-masing. Aku menemanimu dan kamu rela mengantarkan aku ke jejak masa lalu masa kecilku. Di hari itu aku mulai mengenal banyak tentang dirimu, meski masih banyak pertanyaan yang

The Two of Us : Friendship

Image
Guess what? The two of us, ini tentang kita, tentang cerita kita yang terjadi begitu saja. Bukan tentang cinta. Melainkan tentang dua kutub, tentang aku dan kamu. Bukan tentang sepasang kekasih, melainkan tentang persahabatan 2 wanita, kombinasi yang berbeda namun bisa menyatu. Persahabatan yang terjalin 4 tahun belakangan ini. Sudah ketebak tulisan ini buat siapa, tentang apa? Dan bagaimana? Ya, buat Siti Nuryanah. I call her Ayyanah or Yana. She's my bestie. Ngga nyangka aja sih bakalan bisa sedekat ini. Kita itu 2 pribadi yang punya karakter yang amat sangat jauh berbeda. Awalnya gue memang menolak kehadiran dia sebab; apaan sih stranger sksd banget ke gue gitu. Tapi makin dia terus sok akrab sama gue, malah makin ngga bisa menghindar kalau gue nyaman berteman dengan dia. Sering banget ada missed communication, salah paham, ngga ngerti harus gimana, ngambek-ngambekan, cemburuan, dll. Waktu itu kita sempet kepisah, tapi malah disatuin lagi. Kayaknya teman yang selama ini namanya

Resolusi

Tiba-tiba aja gue kepengen ngebahas soal resolusi. Eh, wait! Sebelumnya, selamat tahun baru untuk semuanya. Mari kita hadapi tahun baru 2020 dengan baik, tentunya dengan berbuat baik sebaik kemampuan yang dimiliki. Sebenarnya resolusi itu benar ada atau ngga sih? Karena selama ini yang gue baca dan gue tau dari medsos, ya kebanyakan ada pemahaman yang keliru soal resolusi dengan target. Pasti tau lha ya setiap awal tahun baru banyak dari kita yang menuliskan beberapa resolusi tahunannya. Well, menurut gue resolusi itu berasal dari dua kata; re dan solusi. Re itu artinya pengulangan, sementara solusi itu artinya pemecahan masalah. Jadi, resolusi adalah pengulangan dari suatu pemecahan masalahnya. Masalahnya itu apa? Pokok pemasalahannya ambil secara garis besar yaitu menjadi lebih baik. Ngga munafik dong, setiap pribadi dari kita pasti menginginkan untuk menjadi lebih baik. Baik itu secara personal atau kerpribadiannya, apa yang dia kejar, dan lain sebagainya. Resolusi ngga selalu soal

Anyone of Us : Sedang Sibuk Merenung

Image
Reposted from @nkcthi -  Sebentar lagi memasuki bulan Ramadan #nkcthi - #regrann *edited* . Kepada kamu, yang masih saja diam membisu. Aku hanya ingin bercerita sedikit saja. Tentang apa yang ada di kepalaku detik ini. Saat ini aku sedang sibuk merenung dan mengenang. Kamu tahu dan kamu merasakan apa yang terjadi pada kita. Hubungan kita sedang merenggang, mungkinkah kita bisa kembali dekat seperti sedia kala? Entahlah. Tidak ada lagi senyum dan candamu padaku. Tidak ada lagi tatap matamu saat kita berpapasan. Semua terasa dingin. Tapi aku masih bersikukuh pada keyakinanku, namun aku tahu tidak bisa untuk memaksamu. Aku ingin perbaiki keretakan ini. Ada hasrat untuk mengunjungi rumahmu, lagi. Walau masih kuingat betul, kamu menolak mentah-mentah niat baikku kala itu. Kamu bilang, kamu tidak suka kalau aku ke rumahmu. Kamu bilang, aku akan bercerita pada keluargamu. Padahal, aku hanya ingin berdiskusi denganmu. Bicara berdua, hanya denganmu. Kali ini, bisakah? Mengingat Ramadhan